Menempuh perjalanan panjang sekitar 6 jam dari kota Bukittinggi ke arah perbatasan Sumatra Barat dan Jambi melewati Jalur Tengah Lintas Sumatra, kamu akan menemukan sebuah daerah yang bernama Sitiung.
Disana kamu akan heran karena bahasa yang digunakan bukan bahasa minang, melainkan Bahasa Jawa. Ya.. dengan ciri khas medok memang betul para penduduk disana memakai bahasa Jawa untuk berkomunikasi. Â Dari anak-anak sampe yang udah mbah-mbah semuanya full pake bahasa Jawa. Â Dari Daerah Sungai Rumbai, untuk mencapai ke daerah ini kamu harus melewati beberapa perkebunan, yang pertama kamu akan melewati perkebunan pohon karet, setelah itu perkebunan kelapa sawit, yang terakhir perkebunan yang gak jelas apa yang ditanem, pokoknya banyak kebun yang kamu harus lewati untuk bisa ke daerah ini.
Dari arah sungai rumbai pas tiba di Sitiung, kamu akan menemukan tugu burung yang berada di pertigaan. Di tugu itu ada gambar-gambar logo pancasila dan diatasnya ada seekor burung mungkin bisa dibilang burung elang tapi abis kejang-kejang. Kalo kamu udah ketemu tuh tugu, kamu bisa dibilang udah memasuki daerah per-jawaan cuy. Pokoknya itu aja patokannya.
Menurut salah satu warga setempat, para penduduk disini berasal dari Wonogiri, pada tahun 1975 ada program transmigrasi dari pemerintah, karena tempat dimana mereka pada tinggal akan dijadikan waduk. Selama dua minggu para warga menempuh perjalanan laut naik kapal sampai sumatra. Tiba disana mereka sudah ada rumah dan tanah, terus mereka dapet makan selama 2 tahun. Wow.. ada enak dan gak enaknya juga sih.. tapi kata si bapak mau gak mau ya harus mau ikut transmigrasi itu.
Untuk para orang Jawa yang lagi di Sumatra yang kangen kampung bisa maen-maen kesini, mungkin bisa melepas rindu soalnya emang suasananya mirip di Jawa. Ngaji-ngajian masjidnya juga pake syair bahasa jawa :p .